Kamis, 22 Oktober 2009

Pendidikan

Pendidikan Secara Umum

Komunikasi antara siswa-guru-orang tua/wali murid/orang tua, harus selalu terjalin dengan intensif, sebagai upaya antisipasi dini terhadap semua dampak negatif.
Faktor yang memegang peranan penting, perhitungan waktu yang dibutuhkan untuk suatu pendidikan harus tepat, jika terlalu singkat, maka dampak negatifnya akan jauh lebih besar dari dampak positifnya (apapun jenjangnya), tetapi jika teralu lama, masyarakat rugi, perusahaan/instansi yang menyeponsorinya juga rugi, karena menanggung biaya yang lebih besar.
Setiap remaja dan anak didik haruslah berusaha untuk “bersikap terbuka” dengan mau berterus terang kepada orang tuanya/walinya dan gurunya (yang dipercaya) untuk membicarakan masalah pribadinya dan mendiskusikannya, sehingga ditemukan jalan keluar sebaik-baiknya, bersikap tertutup untuk “masalah-masalah yang berat” adalah kurang tepat. Dengan ditemukannya jalan keluar terbaik, maka, semua beban pikiran dan beban mental akan terasa sangat ringan (plonh rasanya) dan akan mampu lebih berkonsentrasi kepada pelajaran.

Pendidikan Secara Islam

Pendidikan menurut islam mempunyai kedudukan yang tinggi. Ini dibuktikan dengan wahyu pertama yang disampaikan kepada Nabi Muhammad saw. yang menyuruh baginda membaca dalam keadaan beliau yang ummi. Disamping itu, wahyu ini juga mengandungi suruhan belajar mengenali Allah swt., memahami fenomena alam serta mengenali diri yang merangkumi prinsip-prinsip aqidah, ilmu, dan amal. Ketiga prinsip ini merupakan teras kepada falsafah pendidikan islam.
Kesimpulannya, pendidikan menurut islam ialah suatu proses berterusan untuk merubah, melatih, dan mendidik akal, jasmani, dan rohani manusia dengan berasaskan nilai-nilai islam yang bersumberkan wahyu bagi melahirkan insan yang bertaqwa dan mengabdikan diri kepada Allah swt. untuk mendapatkan kejayaan didunia dan akhirat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar